BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa
sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia
terjadi di sepanjang saluran
pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal
tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari
makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa
makanan melalui anus. Organ
adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam
tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang
menjalankan fungsi tertentu.
Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Badan Manusia:
1. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi berfungsi untuk memindahkan
hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan ke luar tubuh sehingga sel-sel
tubuh dapat menjaga keseimbangannya terhadap lingkungan. Terdiri atas ginjal,
paru-paru (karbon dioksida), hati (racun) dan kulit (keringat).
2. Sistem Pernapasan / Sistem Pernafasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang
memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida ke luar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, laring, trakea /
trakhea, bronki dan paru-paru.
3. Sistem Pencernaan
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rektum, hati dan pankreas.
4. Sistem Peredaran / Transportasi
Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.
Sistem peredaran atau sistem transportasi adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa ke luar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfatik) dan kelenjar limfe.
5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya.
6. Sistem Otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fugnsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.
7. Sistem Syaraf/ Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut syaraf.
8. Sistem Endokrin
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
Sistem endoktrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.
9. Sistem Rangka
Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
Sistem adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah.
1.2 Batasan Masalah
a) Pengertian
Sistem Pencernaan
b) Organ
Pencernaan
c) Fungsi
Organ-organ Pencernaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses
Pencernaan Makanan Secara Mekanik Dan Kimiawi
Sistem pencernaan merupakan
proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzyme dan organ-ogran pencernaan. Zat makanan
yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme
untuk mempercepat proses. Enzyme ini
dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan
makanan yang akan dicerna oleh tubuh.
a. Organ-Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang
melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses
dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem
pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan
yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan
prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti
berikut:
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut
hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses
pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut:
1. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi : proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi : proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti : pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi : proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi : pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
1. Ingesti : pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi : proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi : proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti : pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi : proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi : pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Sistem pencernaan
(mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai:
1. Menerima
makanan
2. Memecah
menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
3. Menyerap
zat-zat gizi ke dalam alliran darah
4. Membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu prankeas, hati, dan kandung empedu.
Saat
melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat
pencernaan sebagai berikut:
Organ-organ pencernaan
I.
Mulut
Berfungsi
mengambil dan memasukkan makanan, terdiri dari : bibir, mulut, gigi, lidah
a.
Bibir
b. Mulut
* Cavitas Buccalis
* Cavitas Oris
c. Gigi
Fungsi: memanipulasi makanan (memarut,
memotong), menyerang, memegang mangsa,
membantu lokomosi. Jml & jenis bervariasi.
d. Lidah
Fungsi
: membantu menelan, bicara
Bagian
belakang: jar limfoid tonsila lingualis
Bagian depan: kasar, ditutupi papillae (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum vallata)
Bagian depan: kasar, ditutupi papillae (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum vallata)
e.
Kelenjar ludah
Menghasilkan
air liur/air ludah/salivayang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak
mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin memiliki
pH sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C. Fungsi air liur/saliva :
*
Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan.
*
Melindungi selaput mulut.
*
Mencerna makanan secara kimiawi. Terdiri dari 3 macam kelenjar ludah
berdasarkan letaknya :
1.
Glandula parotis yaitu kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga.
Menghasilkan ludah berbentuk cair yang disebut serosa. Merupakan kelenjar ludah
terbesar.
2.
Glandula submandibularis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah rahang
bawah. Menghasilkan air dan lendir yang disebut seromucus.
3. Glandula sublingualis yaitu kelenjar ludah
yang terletak di bawah lidah. Menghasilkan getah yang sama dengan glandula
submandibularis.
Kelenjar
Ludah
II.
Pharynx
* Percabangan antara esofagus dan trachea terdapat
epiglottis *
Struktur pharynx
Dinding pharynx
tersusun atas tiga lapisan yaitu : a.
Lapisan mukosa, Terletak paling dalam
dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut
dan sal. Eustakhius. b.
Lapisan fibrosa, c.
Lapisan berotot. otot utama pada pharinx
ialah otot konstriktor (epiglottis)
III.
ESOFAGUS Sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25
cm. Dimulai dari pharynx sampai pintu masuk kardiak lambung. Esofagus
berdinding empat lapis. Lapisan paling luar berupa jaringan ikat renggang (dua
lapis serabut otot), lapisan submukosa dan paling dalam lapisan lendir
(mukosa). Makanan diteruskan kelambung dengan gerakan peristaltik (meremas ).
Hidrolisa amilum terus berlanjut
IV.
LAMBUNG (Ventrikulus)
a. Sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik →
mencampur makanan dgn enzim
b. Lambung terdiri dari empat lapisan: * Lapisan peritoneal (lapisan serosa). * Lapisan berotot terdiri: Cardia
: langsung berhubungan dengan esofagus. terdapat sfincter cardinae, sel kolumner → mucus Fundus
: tebal, terdapat kelenjar gastrik, sel kolumner → enzim, HCl, mucus Pylorus : berhubungan dgn
duodenum, terdapat sfingter phylorica * Lapisan submukosa (pembuluh
darah dan limfe)
*
Lapisan mukosa
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris
dan banyak saluran limfe. Permukaan mukosa dilintasi saluran-saluran kecil dari
kelenjar-kelenjar lambung berupa :
a.
Kelenjar kardia, berbentuk tubuler, baik
sederhana maupun bercabang dengan mengeluarkan
sekret mukus alkali b. Kelenjar
dari fundus terdahulu bekerja yang berisi berbagai jenis sel yaitu sel asam (asam pada getah lambung) dan musin.
c. Kelenjar pilorik berbentuk
tubuler yang menghasilkan mukus alkali
Getah lambung → Menghentikan kerja amilase,
Menghancurkan matrix extrasel,makanan, Membunuh mikroba. Beberapa enzim
pencernaan yang terdapat dalam getah lambung :
-
pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam
lingkungan asam hidrokhlorida dan bekerja atas protein diubah menjadi pepton
(mudah larut)
-
Rennin membentuk susu dan kasien dari
karsinogen yang mudah larut (pembekuan susu menjadi keju).
-
Lipase (enzim pemecah lemak) sebagai awal
pencernaan lemak dalam
Fungsi
lambung
1.
Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek
2. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam
hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan olel usus
3. Protein diubah menjadi pepton
4.
Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
5.
Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung
6.
Faktor antianemia dibentuk
7.
Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum
V.
Usus halus
Merupakan
saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : 1. Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus
halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi
proses pemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m. 2. Jejunum/usus kosong
merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum dan ileum.
Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya
sekitar 7 m. 3.
Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan
intestinum crassum. Disinilah
terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.
Proses
penyerapan (dalam jejunum dan ileum)
nutrisi
(asam amino+gula) → epitelium usus halus → epitelium uniseluler kapiler
(laktea) → distribusi kilomikron (lemak+kolesterol dilapisi protein) → limfa
vena+jantung
~ laktea, kapiler, dan vena → vili menyatu menyatu pembuluh portal hati
berhubungan dengan hati → molekul-molekul organik yang lain glukosa 0,1%
jantung dan seluruh tubuh. Tabel
absorbsi dalam usus halus
Fungsi usus halus
1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna
untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran-saluran limfe.
2. Menyerap protein dalam bentuk
asam amino.
3. Karbohidrat diserap dalam
bentuk emulsi, lemak.
Kelenjar
dalam usus halus :
1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik. 2.
Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino. 3.
Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida. 4.
Maltosa mengubah maitosa menjadi monosakarida. 5.
Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.
VI.
Kelenjar Pankreas
Terletak dekat
ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa.
Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. Kelenjar pancreas menghasilkan
hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam
darah. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung
enzim. Enzim tersebut yaitu :
a. Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk
mengubah amilum menjadi maltose. b. Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk
mengubah lipid menjadi asam lemak dan gliserol. c.
Tripsinogen dengan bantuan enterokinase
akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi
untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
d. Karbohidrase
pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase,
sukrase, lactase.
e.Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan
keasamaan kim/chyme yang
keluar dari ventriculus.
VII.
HATI/HEPAR
Merupakan kelenjar
pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna
kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga
dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu
(vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.
Empedu mengandung :
1. Garam kholat yang berfungsi :Mengaktifkan
lipase pancreas.Menurunkan tekanan permukaan
butir-butir lemak sehingga dapat diemulsikan dalam pencernaan Bersenyawa dengan asam lemak membentuk
senyawa yang mudah larut dalam air dan
mudah diserap.
2. Natrium karbonat berfungsi mengatur
keasaman empedu sehingga membuat pH empedu
menjadi 7, 1 – 8,5. 3. Kolesterol merupakan lemak netral yang
memiliki daya larut sangat kecil dalam air. Merupakan
prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone.
Empedu berfungsi :
*
Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak. *
Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.
Hepar
berfungsi :
* Menghasilkan cairan empedu. * Menawarkan racun. *
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot). * Mengubah
provitamin A menjadi vitamin A. *
Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah. * Mengubah
kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
VIII. USUS BESAR / INTESTINUM MAYOR.
Panjangnya ±. l½
m,lebarnya 5 - 6cm. Lapisan-lapisan
usus besar dari dalam ke luar; 1. Selaput lendir. 2.
Lapisan otot melingkar.
3. Lapisan
otot memanjang. 4.
Jaringan ikat.
Fungsi usus besar,
terdiri dari: 1.
Menyerap air dan makanan. 2.
Tempat tinggal baktert koli. 3.
Tempat feses.
Seikum.
Di
bawah seikum terdapat appendiks Vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh
peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba
melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Kolon Asendens
Panjangnya
13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke
bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
Appendiks
(usus buntu). Bagian
dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu
keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi
usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam
rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ
pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif
yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Kolon
Transversum. Panjangnya
sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di
bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin
terdapat Fleksura Lienalis .
Kolon
Desendens. Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi bawah abdomen
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan
ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon
Sigmoid. Merupakan
lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri
bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Rektum. Terletak
dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak
dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Anus. Bagian
dan saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara
luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter: 1. Spinter Ani internus, bekerja
tidak menurut kehendak. 2. Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak
menurut kehendak. 3. Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut
kehendak.
MALNUTRISI
Suatu keadaan
gangguan keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh untuk
menjaga kesehatan. Ini dapat disebabkan oleh asupan makanan yang terlalu
sedikit (subnutrisi atau kelaparan) maupun yang berlebihan (overnutrisi),
ketidakseimbangan asupan komponen dasar makanan (karbohidrat, protein, lemak),
dan penyakit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan pada manusia
adalah merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan
organ-ogran pencernaan. Zat makanan yang dicerna akan
diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan yang
terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk mempercepat proses. Enzyme ini
dihasilkan oleh organ–organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan
makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Bahan makanan yang akan dikonsumsi berupa
karbohidrat, protein, lemak, air dan vitamin. Selanjutnya Organ-organ
pencernaan yaitu terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus, lambung, usus
halus, usus besar dan anus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar